Tunarungu VS Tuli

Beberapa bulan lalu kalau gak salah ada perdebatan mengenai pemakain terminologi atau kata Tunarungu dan Tuli.

Menarik untuk dibahas, karena dari sekian banyak masih memperdebatkan masalah memakai kata yang tepat untuk mereka yang mempunyai 'hambatan dalam pendengaran'. Hal ini juga dikarenakan pengetahuan semakin bertambah dan makin banyak perubahan dalam pemakaian kata.

Jadi gini, sebelum aku tahu dari kata Tuli dari seorang teman yang sesama Tuli. Aku hanya tahu terminologi Tunarungu dari Dokter yang memvonis aku Tunarungu saat aku masih kecil. Oh jadi Tunarungu ya karena aku tidak bisa mendengar. Setelah semakin beranjak dewasa sekian pergaulan aku pun bertambah luas dan aku pun bertemu dengan teman - teman senasib di berbagai kota. Mengikuti sosialisasi bahasa isyarat dan banyak lagi kagiatan mengenai keterbatasan mendengar.

Sampai pada akhirnya aku bertemu dengan salah satu seorang teman dan enak buat diajak ngobrol. Seorang teman mengutarakan ke aku kalau dia lebih nyaman menggunakan kata 'TULI' dibanding 'TUNARUNGU'. Why? Dia pun menjawab bahwa kata Tuli memang sudah ada semenjak Soekarna Presiden RI ke 1 sudah mendeklarasikan kata 'TULI' sebelum akhirnya berganti menjadi 'TUNARUNGU' yang mana kata tersebut dibuat oleh dokter. Tuli juga merupakan identitas diri bagi mereka yang dengan keterbatasan pendengaran. Tuli bisa dikatakan bahwa mereka tidak sakit dan mereka bisa melakukan aktivitas seperti biasanya layaknya orang dengar. Hanya saja cara komunikasi mereka berbeda, lebih mendominasi ke bahasa isyarat daripada lisan. Tidak hanya itu juga Tuli bisa membuat mereka lebih percaya diri karena keterbatasan mereka daripada menggunakan kata Tunarungu.

Tunarungu artinya sakit pendengaran. Lha wong mereka tidak sakit. hanya sajamereka tidak bisa mendengar. mereka bisa kok melakukan apapun seperti teman - teman dengar.

Jadi, setelah aku tahu, mengenai itu aku pun juga merasa nyaman menggunakan kata Tuli dibanding Tunarungu. Karena memang merupakan identitas diri meskipun kadang - kadang aku masih berbicara menggunkan lisan jika aku bertemu dengan teman - teman dengar.


Meskipun masyarakat masih suka memakai kata Tunarungu yang dirasa lebih sopan dibanding kata Tuli. Sebetulnya bagi mereka yang Tuli menganggap kata Tuli lebih sopan dibanding Tunarungu. Dan ada beberapa juga orang dengan keterbatasan mendengar masih lebih suka memakai kata Tunarungu. Jadi bagi menurut aku tidak perlu memaksakan ke mereka untuk mengikuti dengan menggunakan kata TULI. Karena kan itu balik ke mereka menggunakan kata apa sebagai identitas diri ya itu hak mereka. tidak perlu ada perdebatan harus menggunakan kata apa untuk identitas mereka.

Comments

Popular Posts