Keterbatasanku takkan menghalangi untuk terus mencintaimu

Keterbatasanku takkan menghalangi untuk terus mencintaimu

Aku kaget melihat timeline pacarku yang belum lama ini nongol di beranda jejaring sosial Facebook. Ya,  media sosial selalu menyempurnakan komunikasi yang aku jalin dengan pacarku selain sms dan komunikasi lain yang berbau running text.  Aku tersadar saat itu, betapa sakitnya aku mengetahui pacarku yang begitu selalu mengagung – agungkan perempuan yang terlihat begitu sempurna secara fisik. Aku begitu shock, ingin rasanya menangis, ingin rasanya berontak, ingin rasanya aku mengkoyak – koyak tubuhku yang begitu sangat tidak diharapkan. Bagaimanapun juga aku tuh selalu dianggap sebagai orang yang  ‘berbeda’ dari orang – orang yang aku temui. Entah itu dikampus, lingkungan rumah maupun jalanan. Ya, aku tersadar betapa bodohnya diriku telah menyeret pacarku memasuki ke kehidupanku, kehidupan yang tak begitu dia inginkan. Karena memang jalanku dengan jalannya sangat berbeda. Aku tidak bisa berbuat apa – apa, hanya Cuma bisa menangis setelah shock meihat timeline pacarku yang begitu selalu tertarik dengan perempuan yang sempurna. Memang dari dulu dia memang menginginkan perempuan yang sempurna seperti apa yang aku lihat, cantik, putih mulus, sempurna. Sedangkan aku, dengan penuh banyak keterbatasan yang dimiliki, buruk rupa, tunarungu, malah aku pacarin dia yang sebelumnya memang dia tidak mengharapkan aku menjalin hubungan dengannya.
Sadar diri keterbatasanku justru membuat dirinya makin terpuruk, selalu dihina, dipandang sebelah mata oleh rekan – rekannya. Aku makin merasa bersalah dibuatnya. Aku hanya bisa menangis, menangis dan menangis. Kenapa aku harus menyeretkannya dipelukanku, kenapa semua jadi seperti ini, kenapa semua malah jadi memperumit keadaan yang tak seharusnya terjadi. Aku pun merenung. Memang dia yang inginkan bukan aku yang diharapkan, memang yang dia inginkan bukan orang yang seperti diriku yang penuh dengan segudang keterbatasan yang tak orang lain punya. Aku hanyalah orang dan kaum minoritas dari orang – orang normal yang memang mayoritas. Sulit dimengerti kenapa semuanya bisa terjadi, harusnya aku mendapatkan dan menjalin hubungan dengan orang yang difabel, yang mempunyai banyak keterbatasan denganku. Agar bisa saling mengerti. Agar bisa saling memahami. Tapi dugaanku malah salah., kenapa? justru dengan persamaan keadaan yang sebenarnya akan membuat hubungan semakin bosan dan tak bisa menghasilkan apapun. Hanya cuma orang yang dengan banyak perbedaan justru akan membuat hubungan menjadi langgeng dan awet.. Aku meragukan itu semua, disisi lain pacarku masih saja ingin diperhatiin perempuan – perempuan yang menurut dia itu ‘cantik’ secara fisik. Selalu saja genit dan banyak tingkah kalau di timeline banyak beredar foto – foto perempuan dengan pose ‘tabu’ dan pamer aurat. SAKIT SEKALI!!!. Aku benar – benar tidak tahan dengan itu semua, tidak tahan, tidak tahan.
Hilang juga kesabaranku dengan kelakuan dia yang begitu tak mau menjaga perasaan perempuan, apalagi orang yang dicintainya. Aku pun mengsms dengan nada jeritan batin yang tak bisa aku tahankan. Aku benar – benar kecewa dengan apa yang dia lakuin terhadapku. Aku benar – benar marah. Aku benar – benar ingin menangis terus.
Tapi semuanya begitu menjadi sangat bermakna dan aku pun telah menemukan jawabannya dari dia yang begitu tulus. Dia telah menjelaskan dengan apa yang dia lakuin. Dia hanya ingin main – main saja dengan teman dan tidak lebih dari apapun didunia. Dia memilih aku karena kelebihan yang aku miliki bukan keterbatasan.

“Sayang, aku telah memilih kamu dengan segala keterbatasan dan kelebihan yang ada didalam dirimu, tapi denganmu membuat hidupku jadi sempurna. Aku cuma butuh KAMU!!” ILOVE YOU.

Comments

Popular Posts